Buat saya yang gak begitu punya
banyak pengalaman percintaan yang bisa dibanggakan, mungkin tulisan ini adalah
bukti kalau kisah percintaan saya gak begitu menyedihkan. Setidaknya ada yang
bisa dipamerkan di jagad dunia maya khususnya di blog yang gak begitu banyak
pembacanya ini *nyesek
Sebelumnya saya biasa
menghabiskan malam minggu di kostan atau ya ngumpul sama temen-temen yang juga
jombs sih senasib sepenanggungan. Kadang tetangga yang udah punya pacar suka
nanya kalo malming, “Ki gak kemana-mana?” Harusnya sih dia hafal ya jawabannya
apa karena selalu saya bilang “hehe enggak, belum tau mau kemana”.
Bermula dari euphoria Garuda
Indonesia Online Travel Fair 2016 yang menawarkan banyak tiket murah
pulang-pergi dengan kartu kredit BRI akhirnya datanglah ajakan untuk
berpetualang ke Hong Kong. Sebetulnya gak ada agenda sama sekali untuk
traveling ke luar negeri di tahun 2016, berhubung ajakan itu datang dari orang
yang special pake sosis & telor 3/4 mateng (kok jadi laper ya) mikirnya pasti
seru nih buat jalan-jalan bareng apalagi ke luar negeri hehe…
Setelah melalui berbagai usaha
dan perjuangan dapatlah kami tiket Jakarta – Hong Kong seharga Rp 2.853.800
yeay! Sengaja kami memilih tanggal 28 Januari karena mengambil momen hari raya
Imlek, biar gimana gitu rasanya tahun baruan di daerah yang Asia banget!
*padahal ke Glodok juga berasa sih nuansa Cina-nya gak perlu nunggu Imlek haha…
Langkah selanjutnya adalah
merumuskan teks proklamasi itinerary kegiatan. Mulai deh tuh cari
informasi sebanyak mungkin hingga mampir ke Gramedia cuma buat curi informasi (foto
beberapa lembar halaman pake HP) dan gak beli bukunya haha! Atau download PDF
bukunya Mbak Claudia Kaunang, chatting sama temen sana-sini, pokoke segala cara
deh, gak liat halal haram dilakuin untuk merumuskan itinerary yang sempurnahhh.
Saat merumuskan itinerary dan
membaca banyak info, mulai terpikir untuk menjelajah Shenzhen – sebuah kota di
wilayah daratan negara Cina yang letaknya berdekatan dengan Hong Kong. Kami
punya waktu 6 hari di sana mulai 28 Januari hingga pulang kembali ke Jakarta di
tanggal 2 Februari 2017. Rencananya memang kami ingin mengeksplorasi Hong Kong, Shenzhen dan Macau.
Shenzhen juga dikenal sebagai
kota industri loh katanya (jiwa tenaga kerja Indonesia-nya mulai melihat peluang).
Saat mencari info tentang Shenzhen kami banyak diliputi rasa ragu & lapar,
ada yang bilang bisa pake Visa on Arrival (VoA) ada juga yang bilang untuk
sementara waktu VoA-nya ditutup. Usut punya usut ternyata ada testimoni di
internet yang bilang kalau VoA masih dibuka dan bermodalkan secuil informasi
itulah kami memberanikan diri untuk melangkahkan kaki ke Shenzhen.