Menangis dan Jujur

By Riki Rachman Permana - Tuesday, October 11, 2011

“Mata yang beku yang tidak mampu menangis adalah karena hati orang itu keras, dan hati yang keras adalah karena menumpuknya dosa yang telah diperbuat. Banyaknya dosa yang dibuat seseorang adalah karena orang tersebut lupa mati, sedangkan lupa mati datang akibat panjangnya angan-angan. Panjang angan-angan muncul karena terlalu cinta pada dunia, sedangkan terlalu mencintai dunia adalah pangkal segala perbuatan dosa.”

Ini namanya gelisah, perasaan tak karuan yang terasa karena sebuah sebab, banyak alasan, atau tanpa penjelasan sedikit pun. Ketika kamu merasakannya, mungkin kamu tetap bisa tersenyum, tapi sebenarnya hatimu tak sepenuhnya tersenyum.

Gelisah, terkadang membuat pikiranmu carut-marut, ingin tidur pun dibuatnya tak tenang, berdiam diri kerap membuatmu merasa tersiksa, dan pilihan berbicara kepada seseorang menjadi sebuah opsi "menarik". Terkadang rasa itu datang, dan pergi begitu saja. Ketika ia (gelisah) datang, kamu ingin cepat melihatnya pergi. Tapi ketika itu, kamu tak tau bagaimana cara membuatnya hanya sekedar pergi begitu saja.

Bagi sebagian manusia di muka bumi, menitikkan air mata menjadi sebuah jalan untuk melepas beban, setidaknya untuk kegelisahan hari ini. Bagi saya, terkadang cara itu berhasil. Meski kadang itu tak logis dilakukan oleh seorang lelaki, namun saya yakini bahwa manusia sesempurna Rasul pun sering menangis, mengadu kepada Dzat yang menciptakannya. Jadi saya pikir kenapa harus malu? Toh pada hakikatnya kita manusia yang lemah.

Tidak mudah memang untuk menangis, mengeluarkan air mata yang melegakan pikiran. Ingin rasanya bisa menangis lagi, ada keanehan dalam diri saya. Sudah sejak lama saya tidak pernah bisa menangis lagi, bahkan ketika Lebaran datang, tak sedikit pun air mata yang mengalir dari mata ini, berbeda dengan sanak saudara yang saling menangis meminta maaf. Ini perkara sulit bagi saya saat ini. Yang saya ingat, terakhir kali saya menangis adalah ketika saya tidak bisa memendam perasaan bersalah karena suatu hari HP saya hilang di dalam kereta, buat saya, barang pemberian orang tua adalah amanah dan saya tidak bisa menjaganya, makanya ada rasa kecewa dan tersalurkan dengan menangis, selanjutnya? hampir lupa saya kapan lagi air mata ini keluar. Mungkin ia keluar ketika saya sedang menguap merasakan kantuk yang teramat sangat, ya! itu jawabannya.



Saya takut hati ini menjadi keras, tak peka dan jauh dari kasih sayang. Rasanya saya butuh untuk meminta, namun saya malu untuk meminta, saya butuh untuk bercerita, namun saya merasa tak pantas bercerita kepadaNya. Malam ini akan saya coba bertemu denganNya dan sampaikan kerinduan akan air mata yang membasahi pipi ini, rindu akan perasaan bebas tak terbebani oleh hal-hal yang mengganggu pikiran. Nanti saya akan bercerita tentang banyak hal dan memohon satu permintaan yaitu keyakinan untuk berjalan mengejar cita-cita saya, amin :)


@permanarikie

*saya sedang tidak berada dalam masalah, namun catatan kecil ini dibuat karena kegelisahan akan bab1 skripsi yang belum usai. Sembari merenung dan mencoba mengevaluasi diri, semoga kita semua jadi pribadi yang bebas hatinya dan jujur! :)

  • Share:

You Might Also Like

3 komentar

  1. cemungudh masssss,

    contack me if u need my help, hehehe

    ReplyDelete
  2. kayaknya hatinya lagi tuna cinta ya,,,hehehe,,,anyway, nice article

    ReplyDelete

Halo, gimana pendapatmu setelah membaca tulisan di atas?