Back to Nature: Kebun Raya Bogor

By Riki Rachman Permana - Thursday, May 23, 2013



Setelah lama nggak bawa kamera sembari jalan-jalan, maka hari Sabtu 18 Mei 2013 lalu saya memutuskan untuk keluar dari kostan di akhir pekan yang biasanya saya gunakan untuk tidur dan bermalas-malasan seharian. Tujuan perjalanan kali ini adalah Kebun Raya Bogor yang merupakan salah satu ikon pariwisata sekaligus cagar alam yang terdapat di kota Bogor. Memang ini bukan kali pertama saya menginjakan kaki di Kebun Raya Bogor. Sebelumnya saya dan teman-teman di jaman kuliah dulu pernah mampir ke sini untuk berfoto ria. Bedanya kali ini saya pergi sendiri dan hanya ingin menikmati setiap momen yang ada di sana sendiri. 




Pertama, untuk mencapai kota Bogor saya memutuskan untuk menggunakan kereta commuter line ekonomi AC jurusan Bogor seharga Rp 9.000 saja. Tidak begitu lama setelah membeli karcis, kereta pun langsung datang. Begitu memasuki kereta saya pun mendapatkan tempat duduk, lumayan perjalanan sekitar 45 menit kalau ditempuh dengan berdiri pasti akan cukup capek. Ya ini hari keberuntungan saya! 



Sesampainya di stasiun tujuan terakhir yaitu stasiun Bogor segera saya mencari angkot 02 untuk menuju Kebun Raya Bogor. Saya sendiri sampai di Bogor sekitar pukul 13.00. Meskipun terlihat cuaca sedikit mendung, saya sangat beharap kalau hari itu tidak turun hujan meskipun untuk berjaga-jaga saya sudah membawa payung dari kostan. 

Tampak dari pintu masuk banyak pengunjung yang berfoto bersama mengabadikan momen kalau mereka sudah pernah berkunjung ke Kebun Raya Bogor, saya tidak melakukan ritual tersebut karena ingin segera masuk dan menjelajah menikmati udara sejuk kota Bogor. Para pengunjung yang masuk ke Kebun Raya Bogor dikenakan biaya masuk sebesar Rp 14.000 sudah termasuk kunjungan ke museum Zoologi yang letaknya tidak jauh dari pintu gerbang utama Kebun Raya Bogor. 



Begitu masuk, deretan pepohonan yang rimbun mulai memanjakan mata. Udaranya sejuk, bersih dan suasananya cukup tenang. Di akhir pekan biasanya Kebun Raya Bogor akan banyak dikunjungi oleh para anak-anak sekolah yang melaksanakan outing, terlihat beberapa bus yang disewa oleh rombongan anak-anak sekolah berderet parkir di sekitar pintu gerbang. Untuk mengelilingi Kebun Raya Bogor sebenarnya pengunjung yang membawa kendaraan pribadi bisa lebih leluasa berkeliling. Namun bagi saya yang tidak membawa kendaraan apapun alias jalan kaki, pengelola Kebun Raya Bogor menyediakan fasilitas penyewaan sepeda yang bervariasi harganya tergantung ukuran sepeda mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per satu jam penyewaan. 


Karena ingin menghemat, maka saya memutuskan untuk menjelajahi KRB dengan berjalan kaki sembari istirahat dan menikmati suasana ketika kaki ini sudah terasa pegal-pegal. Ternyata cuaca mendung justru semakin membuat KRB menjadi semakin sejuk. Angin sepoi-sepoi yang menyapa dedaunan membuat suasana menjadi sangat rileks dan tenang. Jalanan yang sepi diteduhi oleh rimbunnya pohon kesannya sangat romantis sekali. 


Uniknya, ketika saya berkeliling masih banyak bangunan-bangunan bergaya arsitektur Belanda. Mirip seperti di Bandung suasananya, sangat klasik dan terjaga. Tak heran jika banyak pengunjung berfoto atau mengabadikan momen berlatar belakang bangunan-bangunan klasik ini. 











Kebun Raya Bogor menjadi tempat yang asik untuk berwisata di akhir pekan. Suasana yang tenang, hijau, bersih dan rimbun menjadikan Kebun Raya Bogor sebagai tempat yang cukup recomended untuk dikunjungi sendiri, bersama pasangan, keluarga maupun teman-teman. Satu pemandangan yang paling seru saya lihat selama berada di KRB adalah satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan kedua orang putranya tertidur lelap di hamparan rumput hijau di bawah pohon. Ah rasanya nyaman sekali bisa tidur siang di tengah alam yang hijau, terhipnotis oleh kicauan burung yang saling bersahutan satu sama lain. Selamat berlibur! 

 

Kebun Raya Bogor didirikan pada tanggal 18 Mei 1817 oleh seorang Botanis asal Jerman yang bernama Prof. Dr. C.G.C Reinwardt. Awal pendirian Kebun Raya yang luasnya 87 hektar ini untuk melakukan penelitian manfaat berbagai tumbuhan serta koleksi yang bernilai ekonomi yang berasal dari kawasan Indonesia juga mancanegara.
Dari sekitar 50 jenis tumbuhan yang berhasil diintroduksi di Kebun Raya Bogor, salah satu tanaman yang kini berkembang menjadi ekspor utama Indonesia yaitu kelapa sawit atau Elaesis guineensis. Jenis tumbuhan asal Afrika Barat ini untuk pertama kalinya didatangkan ke Indonesia dan ditanam di Kebun Raya Bogor pada tahun 1848 kemudian menjadi induk bagi kelapa sawit yang tersebar di berbagai pelosok perkebunan kawasan Asia Tenggara.    

  • Share:

You Might Also Like

2 komentar

  1. Waah, jd inget KRB neh.
    Terakhir ke sana kalo gak salah tahun 2010an untuk pemotretan salah satu Band Indie Jakarta.
    Pasti masih sejuk, belum ada yg berubah tuh dari foto-foto yg disajikan penulis.
    Semakin piawai menulis neh calon suksesor PR yg satu ini.
    Ganbante !

    ReplyDelete
  2. menyenangkan juga untuk bisa berkunjung di kebun raya bogor ini..

    ReplyDelete

Halo, gimana pendapatmu setelah membaca tulisan di atas?